seputarborneo.news@gmail.com

082253082672

Bupati Halikinnor Buka MTQ dan FSQ ke-56 Tingkat Kabupaten Kotim

by Redaksi - Tanggal 28-09-2025,   jam 05:39:30
Bupati Kabupaten Kotim, H Halikinnor saat membuka MTQ dan FSQ ke-56 tingkat Kabupaten Kotim. (FOTO:SEPUTAR BORNEO)

SB, SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor resmi membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dan Festival Seni Qasidah (FSQ) ke-56 tingkat Kabupaten Kotim, Sabtu (27/9/2025) malam.

MTQ dan FSQ kali ini diikuti sebanyak 582 orang serta 44 grup dari 17 Kecamatan Yanga ada di Kabupaten Kotim.

Dalam sambutannya, Halikinnor menegaskan bahwa penyelenggaraan MTQ dan FSQ bukan hanya sekadar ajang perlombaan.

Menurutnya, kegiatan ini menjadi sarana syiar Islam yang sangat strategis untuk membumikan Al-Qur’an di tengah masyarakat.

“Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan semangat membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Halikinnor.

Selain itu, MTQ juga menjadi ajang penjaringan qari, qariah, hafidz, hafidzah, serta peserta terbaik lainnya yang nantinya akan mewakili Kotim pada tingkat Provinsi Kalimantan Tengah. 

Halikinnor juga mengingatkan bahwa sesuai SK Gubernur Kalteng Nomor 188.44/87/2025, tuan rumah MTQH tingkat provinsi ditetapkan bergilir dari Barito Utara (2025), Katingan (2026), Palangka Raya (2027), Barito Timur (2028), dan Gunung Mas (2029).

“Selain itu, kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi dan mempererat kebersamaan antar masyarakat dari 17 kecamatan se-Kotim,” tambahnya.

MTQ dan FSQ tahun ini berlangsung selama lima hari, mulai 27 September hingga 1 Oktober 2025.

Sebanyak 11 cabang lomba disiapkan, meliputi tilawah Al-Qur’an, tahfidz, khat, syarhil, murottal, tartil, fahmil, makalah Al-Qur’an, serta cabang festival seni qasidah yaitu rebana, bintang vokalis pop religi, dan vokalis gambus.

Antusiasme masyarakat terlihat begitu tinggi. Seluruh arena lomba dipadati penonton yang ingin menyaksikan penampilan para peserta dari 17 kecamatan.

Halikinnor juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung penyelenggaraan acara, mulai dari panitia, dewan hakim, masyarakat Kecamatan Baamang sebagai tuan rumah, hingga para donatur dan dunia usaha.

“Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan bersama. Selain dana APBD sebesar Rp1,46 miliar, ada pula partisipasi dunia usaha dan masyarakat. Semoga menjadi amal jariyah di sisi Allah SWT,” tuturnya.

Sementara itu, Camat Baamang Sufiansyah melaporkan jumlah peserta merupakan perwakilan dari 17 kecamatan yang siap bersaing dalam 11 cabang lomba.

Rinciannya, Tilawah Al-Qur’an diikuti 102 peserta, Syarhil Qur’an 34 grup, Rebana 10 grup, Qiraat Sab’ah Murotal 34 peserta, Tartil Qur’an 34 peserta, Fahmil Qur’an 34 peserta, Tahfidz Qur’an 170 peserta, Khat Qur’an 136 peserta, Makalah Al-Qur’an 34 peserta, Bintang Vokalis Gambus 36 peserta, dan Bintang Vokalis Pop Religi 36 peserta.

Panitia menyebut, meski jumlah peserta cukup banyak, masih ada cabang lomba yang minim peminat, salah satunya bahasa Arab.

Hal ini disebabkan kendala usia peserta yang melebihi ketentuan, serta kurangnya pelatihan dari LPTQ di masing-masing kecamatan.

“Namun secara umum, animo peserta tetap tinggi. Bahkan tahun ini ada tambahan cabang lomba baru yakni kaligrafi digital yang mulai dilombakan di tingkat kabupaten,” jelas Sufiansyah.

Ia menambahkan, persiapan kegiatan ini telah dilakukan sejak tiga bulan terakhir.

Walau cuaca sempat menjadi kendala, namun berkat doa dan kebersamaan semua pihak, malam pembukaan berlangsung lancar di bawah langit cerah.

“Kami optimis kegiatan ini berjalan sukses hingga penutupan pada 1 Oktober mendatang,” katanya.

Target dari Kecamatan Baamang sendiri cukup realistis. Pihaknya berharap bisa meraih posisi juara dua di tingkat kabupaten.

“Banyak peserta kami yang masih baru, jadi target juara dua sudah sangat baik sebagai bagian dari proses pengkaderan,” tambahnya.

Menurut Sufiansyah, LPTQ bersama guru-guru di tingkat kecamatan dan desa terus berupaya melakukan pembinaan agar lahir generasi baru yang unggul dalam bidang tilawah maupun cabang-cabang lainnya.

Dengan dukungan masyarakat, pemerintah, ulama, dan seluruh pihak, MTQ dan FSQ ke-56 diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momentum memperkuat nilai keislaman, kebersamaan, dan kebanggaan masyarakat Kotawaringin Timur. (f1/sb)